Rabu, 17 Desember 2008

Bakrie Telecom Menjual Menara


Kebutuhan Belanja Modal Rp 2,2 Triliun

Jakarta, Kompas - Rapat Umum Pemegang Saham PT Bakrie Telecom Tbk menyetujui rencana penjualan 543 menara dari sekitar 700 menara milik perseroan. Dana yang diperoleh dari penjualan menara itu akan digunakan untuk memenuhi sebagian belanja modal tahun 2009.

Presiden Direktur Bakrie Telecom Anindya N Bakrie seusai RUPS, Selasa (16/12), mengatakan, dari penjualan menara itu, pihaknya menargetkan perolehan dana Rp 380,22 miliar.

Harga tersebut merupakan harga minimum untuk 123 menara greenfield senilai Rp 115,62 miliar dan 420 menara rooftop senilai Rp 246,6 miliar.

Saat ini, jelas Anindya, proses penawaran 543 menara itu tengah berlangsung dan diikuti enam provider atau perusahaan penyedia menara.

Keenam perusahaan itu adalah Solusi Tunas Pratama, Tower Bersama, Protelindo, Retower, Padi Mekatel, dan Powertel. Diharapkan, proses penawaran itu akan selesai akhir tahun ini.

Anindya mengatakan, pihak yang memenangkan penawaran diwajibkan menyewakan kembali menara tersebut kepada Bakrie Telecom.

Hasil dari penjualan menara itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perseroan. Hasil penjualan menara akan dipakai untuk kepentingan pemenuhan belanja modal tahun depan sebesar 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,2 triliun.

Penerbitan saham baru

Selain dari hasil penjualan menara, kebutuhan dana itu akan dipenuhi dari hasil penerbitan saham baru (right issue) sebesar Rp 3 triliun yang telah dilakukan pada kuartal pertama tahun 2008, dari pembiayaan vendor, dan dari kas internal perseroan.

”Untuk belanja modal 2009, kami akan kucurkan 50 juta dollar AS dari Huawei yang merupakan vendor financing kami,” kata Direktur Keuangan Bakrie Telecom Jastiro Abi.

Deputi Presdir Bakrie Telecom Erik Meijer mengatakan, belanja modal tahun depan akan digunakan perseroan untuk ekspansi usaha. ”Setelah beroperasi di 55 kota, kami masih akan melakukan ekspansi ke banyak kota lainnya. Jumlah kota yang menjadi target ekspansi belum bisa kami pastikan,” tutur Erik.

Erik mengatakan, tahun ini perseroan menargetkan memperoleh jumlah pelanggan 10,5 juta atau meningkat 50 persen dari target pelanggan tahun ini sebanyak 7 juta orang.

Menurut Erik, target itu tidak berlebihan mengingat prospek pertumbuhan usaha dan pelanggan Bakrie Telecom dari tahun ke tahun jauh di atas rata-rata pertumbuhan pelanggan industri telekomunikasi di Indonesia.

”Kami mulai tahun ini dengan jumlah pelanggan hanya 3,7 juta orang. Sampai September lalu, sudah 6,5 juta pelanggan dan akhir tahun kami optimistis meraih 7 juta pelanggan atau naik sekitar 90 persen,” papar Erik.

Sampai akhir tahun 2008, rata-rata pertumbuhan jumlah pelanggan sektor telekomunikasi di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 15 persen.

Adapun tahun 2009, diperkirakan hanya akan meningkat sekitar 10 persen karena pengaruh dari pelambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat. (REI)

Tidak ada komentar: