Rabu, 15 April 2009

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010 Lima Persen

Jakarta, Kompas - Seiring dengan rendahnya gelombang krisis ekonomi global, Pemerintah Indonesia memperhitungkan perekonomian nasional tahun 2010 akan tumbuh 5 persen.

Namun, penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun depan akan tetap dititikberatkan pada upaya pemulihan ekonomi dari tekanan krisis.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengantarnya ketika membuka rapat kabinet paripurna di Jakarta, Selasa (14/4), mengatakan, stimulasi pertumbuhan dan pengembangan jaring pengaman sosial tetap menjadi dua pilar utama pada struktur APBN.

Menurut Presiden, pemerintah memilih untuk menetapkan sasaran yang konservatif mengingat masih tingginya ketidakpastian perekonomian global.

”Ini musim kampanye, saya dengar ada yang ingin tahun-tahun depan ekonomi tumbuh 12 persen. Itu saya tidak paham, bagaimana cara menuju ke situ?” ujar Presiden Yudhoyono.

Seusai rapat kabinet paripurna, Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa total penerimaan negara tahun 2010 diperhitungkan Rp 871,9 triliun, sedangkan total belanja Rp 949,1 triliun. Dengan demikian, terdapat defisit anggaran pemerintah sebesar Rp 77,2 triliun atau 1,3 persen.

Sasaran makroekonomi tersebut didesain dengan memperhitungkan penurunan penerimaan pajak, antara lain karena penurunan tarif pajak penghasilan badan.

Terkait dengan kondisi global yang berdampak pada kinerja ekspor dan impor domestik, Sri Mulyani mengingatkan bahwa perekonomian global baru pada tahap awal pemulihan tahun depan.

”Meskipun pertumbuhan global sudah mulai positif 1 hingga 2 persen pada 2010, tetapi tingkat pengangguran di negara-negara yang menjadi pusat krisis masih tinggi. Karena itu, percepatan pertumbuhan ekonomi global belum optimal,” ujar Sri Mulyani Indrawati. (DAY)

Tidak ada komentar: