Selasa, 07 April 2009

Bisnis Mobil Terganggu

Sikap Selektif Perbankan Bisa Melemahkan Penjualan
Selasa, 7 April 2009 | 03:45 WIB

Jakarta, Kompas - Produsen kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda empat, menilai tingginya bunga kredit perbankan turut mengganggu penjualan kendaraan. Lebih dari 60 persen pembeli kendaraan pribadi dan 93 persen pembeli kendaraan niaga membeli kendaraan dengan kredit.

Demikian dikatakan Chief Executive Officer PT Indobuana Autoraya (Ibar) Paulus B Suranto, Senin (6/4) di Jakarta. ”Suku bunga acuan Bank Indonesia sudah turun, tetapi tidak diikuti dengan cepat oleh penurunan suku bunga kredit kepemilikan kendaraan,” ujar Paulus.

Dia menilai perbankan kekurangan likuiditas sehingga malah cenderung mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dari masyarakat, sebaliknya menahan kucuran kredit untuk masyarakat.

Saat ini, kata Paulus, suku bunga kredit mobil mencapai 9 persen (flat), di posisi suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 7,5 persen. Padahal, tahun lalu, tatkala suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 8 persen, suku bunga kredit mobil ”hanya” 4-4,5 persen.

Kepala Divisi Perencanaan dan Pemasaran PT Toyota Astra Motor Widyawati mengatakan, ”Apabila penurunan BI Rate diikuti oleh penurunan suku bunga kredit, semestinya bisa menstimulus penjualan otomotif.”

Bahkan, lanjut Widyawati, penurunan penjualan otomotif tahun 2009 dibandingkan tahun 2008 yang diprediksi turun 30 persen bisa terkoreksi. Tahun 2008, total penjualan mencapai 607.640 unit.

Perbankan selektif

Ironisnya, menurut Widyawati, apabila likuiditas dijaga secara ketat, perbankan juga akan mengambil sikap selektif dalam pengajuan aplikasi kredit. Sikap ini juga tidak akan mendorong pembelian otomotif.

Sejak tahun 2007, penjualan mobil nasional sebenarnya berkembang pesat. Mobil yang terjual pada tahun 2007 mencapai 433.341 unit (naik 35,9 persen dibandingkan tahun 2006).

Tren peningkatan terus berlanjut tahun 2008 menjadi 607.640 unit. Angka penjualan mobil pada tahun 2008 bahkan merupakan rekor penjualan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Rekor penjualan tertinggi dicapai pada bulan Juli 2008 yang mencapai 60.352 unit.

Handri Thiono, ekonom dari Danareksa Research Institute, dalam analisisnya di harian Kompas, Senin (30/3), juga mengingatkan, sebagian besar pembelian mobil dibiayai secara kredit. Peran suku bunga kredit dalam rencana pembelian mobil tak dapat diabaikan.

Menurut Handri, dukungan dari sistem pembiayaan berupa kemudahan meminjam dan kucuran kredit yang memadai akan lebih mendongkrak angka penjualan mobil lebih tinggi lagi.

Meski pengenaan bunga belum terpengaruh secara signifikan oleh tekanan BI Rate, Grup Indomobil mencoba melakukan langkah strategis penjualan, misalnya dengan menawarkan skema pembiayaan dengan bunga rendah plus uang muka yang relatif terjangkau, terutama sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Langkah itu dilakukan atas kerja sama dengan lembaga keuangan Grup Indomobil, yaitu PT Indomobil Finance.

Paulus mengatakan, truk Foton buatan China dijadikan pilihan utama untuk UKM karena investasi awal bisa lebih rendah dibandingkan truk Jepang. Biaya operasionalnya pun lebih rendah 20-30 persen. (OSA/RYO)

Tidak ada komentar: