Jumat, 03 April 2009

Bank Fokus ke Usaha Mikro


KOMPAS/LASTI KURNIA
Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad (kedua dari kiri) didampingi Deputi Menteri Bidang Pembiayaan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan UKM Agus Muharam (kiri) menyaksikan acara Penandatanganan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah, Koperasi, dan Baitul Mal Tamwil di Gedung BI, Jakarta, Rabu (1/4).
Kamis, 2 April 2009 | 03:32 WIB

Jakarta, Kompas - Seiring lesunya kinerja korporasi akibat krisis global, bank umum pun kian fokus menyalurkan kredit ke segmen mikro dan kecil. Dalam penyaluran kredit, bank umum makin marak melakukan linkage.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad di Jakarta, Rabu (1/4), menjelaskan, bank umum makin gencar menyalurkan kredit ke segmen mikro dan kecil.

Salah satunya tercermin dari melonjaknya penyaluran kredit menggunakan skema linkage program, dari Rp 2,8 triliun pada akhir 2005 menjadi Rp 6,4 triliun pada Februari 2009.

Linkage program merupakan kerja sama bank umum dengan bank perkreditan rakyat (BPR) atau lembaga keuangan mikro, seperti koperasi dan baitul maal wa tamwil (BMT).

Bank umum memilih linkage program karena memiliki keterbatasan jaringan dan infrastruktur dalam menjangkau usaha mikro dan kecil (UMK) yang umumnya beroperasi di daerah. Di sisi lain, BPR dan lembaga keuangan mikro, yang banyak beroperasi di daerah, secara natural lebih dekat dengan segmen mikro dan kecil.

Namun, lembaga keuangan mikro memiliki dana terbatas sehingga tidak bisa menyalurkan kredit UMK secara optimal.

Oleh karena itulah, bank-bank umum, yang kini memiliki likuiditas berlebih, menyalurkan dananya ke BPR atau lembaga keuangan mikro. Selanjutnya, dana tadi disalurkan lagi ke UMK.

Linkage program, kata Muliaman, tidak hanya mempermudah akses pembiayaan bagi UMK, tetapi juga meningkatkan kapasitas pembiayaan BPR dan lembaga keuangan mikro.

Segmen UMK makin diminati perbankan karena telah terbukti tahan terhadap krisis ekonomi.

”Apalagi, potensi berkembangnya UMK masih cukup besar,” kata Muliaman di sela penandatanganan persetujuan kredit bank umum dengan BPR/S, koperasi, dan BMT, hari Rabu.

Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah mengatakan, untuk menyempurnakan linkage program, BI sedang menjajaki rencana pendirian lembaga pemeringkat BPR.

Pemeringkatan BPR akan mempermudah bank umum mencari mitra. Juga memacu BPR konvensional atau syariah berkinerja lebih baik agar bisa mendapatkan dana bank umum.

Salah satu bank umum yang agresif menyalurkan kredit linkage adalah BNI. Hingga Februari 2009, kredit linkage BNI mencapai Rp 2,75 triliun, naik 211 persen dibandingkan posisi akhir 2007 senilai Rp 862,57 miliar.

Direktur Usaha Kecil, Menengah dan Syariah BNI Achmad Baiquni mengatakan, peningkatan kredit tidak terlepas dari tambahan mitra penyalur dari 509 lembaga keuangan (BPR dan koperasi) tahun 2007 menjadi 1.143 lembaga tahun 2008. Jumlah nasabah yang telah dibiayai lewat linkage program BNI mencapai 345.000 usaha mikro.

Deputi Pembiayaan Kemenneg Urusan Koperasi dan UKM Agus Muharam mengatakan, linkage program diperkirakan makin marak ke depan. Apalagi, setelah adanya pedoman linkage antara bank umum dan koperasi yang diterbitkan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.

Pedoman tersebut diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM Nomor 03/Per/M.KUKM/III/2009. Selain kriteria koperasi yang menjadi peserta linkage program, peraturan ini juga mengatur kode etik peserta program. Ada juga kebijakan, monitoring, evaluasi, dan koordinasi, serta pengendalian linkage program.

”Pedoman ini juga dapat mengatisipasi kesulitan perbankan pelaksana kredit usaha rakyat dalam menyalurkan kredit kepada pengusaha mikro. Bank-bank pelaksana diimbau memakai pedoman itu, karena dalam penyusunan sudah dilibatkan secara intensif,” ujar Agus. (FAJ/OSA)

Tidak ada komentar: