Kamis, 11 Juni 2009

Stok Dunia Turun

Perajin Tempe Diperingatkan Harga Bakal Naik

Jakarta, Kompas - Dunia menghadapi penurunan stok biji-bijian yang sangat penting sebagai bahan makanan utama. Penurunan stok itu ditandai dengan pertumbuhan konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan produksi biji-bijian di seluruh dunia.

Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan, Menko Perekonomian, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan hal itu dari London, Inggris, saat mengikuti Pertemuan Dewan Biji-bijian Internasional tahun 2009-2010, Rabu (10/6).

Bayu menjelaskan, produksi biji-bijian dunia diperkirakan turun 0,33 persen. Dari 1,727 miliar ton pada periode 2008-2009 menjadi 1,721 miliar ton pada periode 2009-2010.

Meskipun lebih tinggi 2 persen dibanding produksi periode 2007-2008, peningkatan produksi tersebut tidak mampu menutupi peningkatan konsumsi dunia, baik gandum, beras, jagung, maupun kedelai.

Konsumsi biji-bijian diperkirakan naik 0,7 persen. Dengan demikian, stok dunia akan turun 15 juta ton, atau 4,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Selain stok yang turun, harga biji-bijian juga akan meningkat. Ini karena biaya angkutan laut naik, yakni dari 25 dollar AS atau sekitar Rp 250.000 per ton pada Desember 2008 menjadi 40-45 dollar AS per ton pada Mei 2009.

Kenaikan harga juga tecermin pada harga future, atau harga yang ditetapkan untuk pengiriman beberapa bulan setelah kontrak dibuat, yang juga naik.

Menurut Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, perkiraan kenaikan harga komoditas biji-bijian sudah dapat diprediksi sejak Februari 2009. Kenaikan itu terutama karena stabilitas dan kondisi stok dunia.

Di Indonesia, kata Bustanul, ada dua kelompok yang akan terpukul. Pertama, importir gandum, karena ketergantungan mereka terhadap gandum impor mencapai 100 persen. Kedua, importir kedelai, karena kinerja produksi komoditas ini di dalam negeri kurang baik.

”Selain itu, pelaku usaha di bidang komoditas tetap perlu mewaspadai spekulasi global,” ujar Bustanul.

Turun naik

Kenaikan harga biji-bijian telah disampaikan oleh Dewan Biji-bijian Internasional (IGC). Harga beras sudah meningkat dari 537 dollar AS per ton pada 29 Mei 2009 menjadi 563 dollar AS per ton pada 5 Juni 2009.

Adapun harga kedelai masih menurun dari 463 dollar AS per ton per 29 Mei 2009 menjadi 461 dollar AS per ton pada 5 Juni.

Meski stok biji-bijian dunia turun, menurut Bayu, hal itu tidak memengaruhi petani padi di Indonesia. Produksi beras Indonesia masih relatif baik.

Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan konsumen, perajin tahu tempe, dan pengusaha pakan ternak. ”Mereka akan terpengaruh, karena bahan baku tahu dan tempe akan turun drastis. Ini harus menjadi perhatian,” ujarnya. (OIN)

Tidak ada komentar: