Rabu, 17 Juni 2009

Modal Mengalir Balik


Pelaku Pasar Berharap Pilpres Satu Putaran

Jakarta, Kompas - Arus modal asing mulai mengalir kembali, menyusul pulihnya kepercayaan dunia. Ini menjadi salah satu pemicu penguatan nilai tukar rupiah atas dollar AS sekitar 9,85 persen sejak awal 2009.

Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal itu di Jakarta, Selasa (16/6), dalam Rapat Kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Menurut Sri Mulyani, arus modal asing yang masuk melalui pembelian saham hingga 16 Juni 2009 mencapai Rp 1,862 triliun atau naik dibanding Januari 2009, saat terjadi penjualan saham sekitar Rp 1,16 triliun. Itu menyebabkan indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 51,7 persen dibanding pada awal 2009. Pada 5 Januari 2009, IHSG masih di level 1.437,3 dan pada 16 Juni 2009 di posisi 2.069.

Adapun modal asing yang masuk melalui pembelian obligasi mencapai Rp 5,19 triliun atau naik dibanding posisi Januari 2009, saat terjadi penjualan obligasi Rp 1,582 triliun. Arus masuk ini menyebabkan rupiah menguat ke level Rp 10.120 per dollar AS pada 16 Juni 2009. Sebelumnya, rupiah sempat melemah ke Rp 12.100 per dollar AS pada 20 Februari 2009.

”Semua itu menyebabkan cadangan devisa mendekati posisi tertinggi tahun 2008, yakni 60 miliar dollar AS. Pada 12 Juni 2009, cadangan devisa sudah terhimpun 57,29 miliar dollar AS,” ujar Sri Mulyani.

Dalam Seminar Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) di Jakarta, Kepala Peneliti PT OSK Nusadana Securities Indonesia Isnaputra Iskandar mengatakan, perekonomian Indonesia layak dipertahankan karena masih bisa tumbuh meskipun didera krisis global. Itu ditandai pertumbuhan ekonomi pada triwulan I yang mencapai 4 persen.

Sementara itu, fluktuasi nilai tukar rupiah kian rendah sehingga memberikan kepastian usaha. Kondisi itu didorong kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang naik di level 6-7 persen dari total SBI. Sebelumnya 3-4 persen.

Pemilu presiden

Terkait pemilu presiden (pilpres) Juli 2009, Isnaputra menyatakan dalam makalahnya, pelaku pasar modal berharap pemilu presiden berlangsung satu putaran. Pemilu presiden yang damai dan satu putaran itu diharapkan bisa memberikan kepastian berusaha yang lebih kuat.

Pelaku pasar menilai sangat kecil kemungkinan terjadinya kekacauan pada saat pemilu presiden nanti sehingga menambah harapan bahwa peralihan pemerintah akan berlangsung damai. ”Kami beripikir, pelaku pasar mengharapkan pemilu satu putaran,” ujarnya. (OIN)

Tidak ada komentar: