Sabtu, 13 Juni 2009

AMERIKA SERIKAT


1,3 Triliun Dollar AS Kekayaan Lenyap

Tekanan krisis dahsyat awal tahun ini menggerus kekayaan pribadi warga AS. Sebesar 1,3 triliun dollar AS kekayaan lenyap karena harga rumah menyusut dan investasi menguap.

Kekayaan bersih yang merupakan nilai aset, seperti rumah, tabungan, dan investasi, dikurangi utang-utang, seperti kredit kepemilikan rumah dan kartu kredit, menurun 2,6 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2009. Demikian data Bank Sentral AS, Kamis (11/6) di Washington.

Bulan-bulan itu merupakan periode terburuk masa resesi. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan pasar saham terjun bebas hingga mencapai titik terendah walau, sejak itu, mulai terlihat saham berbalik arah dan ekonomi mulai stabil.

Akan tetapi, karena telah mengalami resesi, masyarakat AS tetap menahan diri untuk melakukan kegiatan ekonomi secaar berlebihan, seperti berbelanja, hingga keadaan benar-benar membaik.

Saham sumber kehancuran

B Smith, kondektur kereta api di Chicago, menantikan saat tepat untuk membeli mobil bagi anak-anaknya. dia mengeluarkan uang sebesar 260.000 dollar AS atau sekitar Rp 260 juta untuk membangun rumah di pinggiran Chicago, 10 tahun lalu. Pada Januari 2008, harga rumahnya melonjak menjadi 380.000 dollar AS. Saat ini harga rumahnya stabil sekitar 310.000 dollar AS.

”Walau segala sesuatu sudah membaik, lenyapnya kekayaan masyarakat AS dalam sekejap akan membuat mereka berhemat,” ujar Scott Hoyt, Direktur Senior Ekonomi Konsumen pada Moody’s Economy.com.

”Masyarakat belum pernah mengalami penurunan kekayaan seperti sekarang ini. Mereka berubah menjadi lebih hemat dan akan tetap demikian dalam jangka pendek. Krisis ini merupakan pengalaman yang sangat berharga,” ujarnya lagi.

Maurice Boler, konsultan manajemen, mengatakan, dia lebih suka membetulkan rumahnya sendiri dibandingkan dengan menyewa tukang. Ini merupakan salah satu cara berhemat. Bahkan, jika perekonomian membaik dan mulai tumbuh lagi, dia bertekad tidak akan melewati limit pinjaman kartu kreditnya. Dia kapok berbelanja dengan berutang.

Menurut laporan bank sentral itu, kehancuran kekayaan terbesar berasal dari jatuhnya pasar modal. Indeks Wall Street jatuh dan menghabiskan separuh nilai saham. (AP/joe)

Tidak ada komentar: