Senin, 23 Februari 2009

Cadangan Devisa Indonesia Naik

Bisa Terhindar dari Aksi Spekulasi
Senin, 23 Februari 2009 | 00:51 WIB 

Phuket, Kompas - Indonesia mendapatkan tambahan cadangan devisa siaga dari kesepakatan forum ASEAN plus Tiga Negara, yakni China, Jepang, dan Korea Selatan. Tambahan itu diperoleh dari dana cadangan ASEAN+3 yang nilainya naik dari 84 miliar dollar AS jadi 120 miliar dollar AS.

Tambahan tersebut akan memperkuat cadangan devisa Indonesia yang saat ini berjumlah 51 miliar dollar AS atau cukup untuk membiayai impor lebih dari 3-5 bulan.

Adanya tambahan cadangan devisa itu juga penting untuk melindungi nilai mata tukar rupiah dari aksi spekulasi.

Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal tersebut seusai menghadiri Pertemuan Menkeu ASEAN+3 atau AFMM ASEAN+3 dalam kerangka Ciang Mai Initiative (CMI) di Phuket, Thailand, Minggu (22/2).

Menurut Menkeu Thailand sekaligus Pemimpin AFMM ASEAN+3 Korn Chatikavanij, dengan adanya peningkatan cadangan devisa bersama itu, sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, wajib memberikan kontribusi berupa pengalokasian cadangan devisa senilai 20 persen dari total dana cadangan bersama atau 24 miliar dollar AS.

Adapun tiga negara lainnya, China, Korea Selatan, dan Jepang, akan menutup 80 persen sisanya, yakni 96 miliar dollar AS.

Kewajiban Indonesia

Dengan perhitungan tersebut, Indonesia wajib memberikan kontribusi senilai 4,752 miliar dollar AS atau naik dari kewajiban sebelumnya, yakni sekitar 3,326 miliar dollar AS.

Berdasarkan kesepakatan seluruh menteri keuangan ASEAN+3, jumlah tambahan cadangan devisa yang bisa diminta kepada Koordinator ASEAN+3 oleh masing-masing negara mencapai tiga kali kontribusinya.

Dengan kontribusi 4,752 miliar dollar AS itu, Indonesia berhak meminjam cadangan devisa tambahan kepada ASEAN+3 maksimal 13,68 miliar dollar AS. Jumlah ini meningkat dibanding sebelumnya, yakni 9,979 miliar dollar AS.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu mengatakan, cadangan devisa tersebut sudah bisa dipakai mulai hari Minggu jika ada negara yang membutuhkan.

”Ini adalah cadangan devisa untuk jaga-jaga. Uang kontribusinya sendiri tidak langsung diserahkan, tetapi tetap di negara masing-masing. Nanti, kalau ada negara yang membutuhkan, tinggal meminta ke koordinator ASEAN+3, yang akan menghitung kelayakannya,” ujar Anggito.

Dari cadangan devisa bersama 120 miliar dollar AS itu, setiap negara anggota diperkenankan meminta tambahan devisa maksimal 20 persen dari jumlah kebutuhan tanpa harus diawasi Dana Moneter Internasional (IMF).

Misalnya, jika cadangan devisa Indonesia turun 10 miliar dollar AS, pemerintah bisa meminta tambahan cadangan devisa ke ASEAN+3 maksimal 20 persen atau 2 miliar dollar AS tanpa pengawasan IMF.

Adapun kebutuhan 8 miliar dollar AS lagi, bisa meminta kepada ASEAN+3, tetapi syaratnya harus diawasi IMF. (Orin Basuki)

 

Tidak ada komentar: