Kamis, 01 Januari 2009

Pasar Modal Jangan Disesali

IHSG Anjlok 51,4 Persen Dibandingkan Tahun Lalu 

Pialang merayakan penutupan transaksi saham akhir tahun di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/12). Pada penutupan transaksi pengujung tahun 2008 tersebut, indeks harga saham gabungan ditutup naik 14,516 poin (1,08 persen) menjadi 1.355,408. 

Rabu, 31 Desember 2008 | 01:24 WIB 

Jakarta, Kompas - Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tahun 2008 telah memberi banyak pelajaran berharga bagi pemerintah dan pelaku pasar modal dalam menjawab kesulitan yang disebabkan oleh krisis.

Pelajaran itu menyebabkan pemerintah dan pelaku pasar semakin dewasa dalam menghadapi berbagai masalah.

”Jadi, tidak ada yang perlu disesali dan disedihkan. Pasar modal Indonesia memang menempati urutan keempat terburuk di dunia, tetapi pelaku pasar tetap bisa menghadapinya dengan rendah hati bahwa semuanya memiliki batas-batas kemampuan yang bisa dilewati. Di sisi lain, kita menghadapi kesulitan yang luar biasa, tetapi bisa memberikan pencerahan sehingga pemerintah dan pelaku pasar menjadi jauh lebih dewasa,” ujar Sri Mulyani sebelum menutup perdagangan pasar modal akhir tahun di Bursa Efek Indonesia, Selasa (30/12).

Atas dasar kesulitan yang luar biasa itu, penutupan Perdagangan Pasar Modal tidak ditandai dengan peniupan terompet. Itu merupakan simbol yang menandakan bahwa tidak ada pesta yang meriah dalam penutupan masa perdagangan tersebut.

Kinerja ekonomi Indonesia

Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III-2008 mencapai 6,3 persen. Pemerintah mengakui, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan lebih rendah di bawah 6 persen, tetapi secara keseluruhan ekonomi pada 2008 masih tetap akan tumbuh di level 6,1 persen.

”Sementara itu, nilai tukar rupiah pun sudah mencapai keseimbangan yang bisa diterima semua pihak. Pada 2009, dengan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai 4-6 persen dan dengan nilai tengah 5 persen serta turunnya laju inflasi dari 11 persen ke 6 persen,” ujarnya.

Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 1.335. Dibandingkan dengan posisi penutupan pada akhir tahun lalu yang sebesar 2.745, berarti indeks turun 51,4 persen.

Selama 2008, IHSG sempat mencatat rekor tertinggi dan juga terendah dalam beberapa tahun terakhir. Rekor tertinggi terjadi pada 9 Januari 2008 di level 2.830. Adapun rekor terendah berada di posisi 1.111 pada 28 Oktober 2008.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Fuad Rahmany berharap posisi 1.111 sudah merupakan dasarnya sehingga indeks selanjutnya akan terus meningkat.

Sementara itu, Dirut BEI Erry Firmansyah mengatakan, pihaknya menargetkan 15 emiten saham baru pada 2009. Saat ini sudah ada 11 emiten yang sedang dalam pemrosesan. (OIN/FAJ)

Tidak ada komentar: