Sabtu, 09 Januari 2010

Indonesia dan Era Chindonesia



THE GLOBAL NEXUS

Bagian Terakhir dari Dua Tulisan

Christianto Wibisono

Restorasi Indonesia memulihkan kejayaan Indonesia sebagai Civilization State dengan daya mampu setara Borobudur abad ke-8 kongruen dengan keseimbangan baru kekuatan dunia abad XXI, era Pax Consortis G20. Restorasi hanya bisa dilakukan melalui rekonsiliasi, memaafkan dan berdamai dengan masa lalu. Serta merubah politik yang berciri zero sum game, kemunafikan dan kekerdilan menuju jiwa negarawan yang magnanimous. Khusus mengenai Bank Century dan kemelut China ASEAN Free Trade Agreement (CA FTA), kami prihatin, jajaran elite kita hanya asyik ingin saling menjatuhkan lawan politik. Tidak menangkap esensi permasalahan yang jauh lebih besar.

Pemerintah membentuk Tim Pemulihan Aset Publik Bank Century yang ibarat spesialis ber pisau laser untuk segera menuntaskan kasus Bank Century serta Tim Pemulihan Assertivenes Publik CA FTA dengan tugas khusus memulihkan rasa percaya diri masyarakat menghadapi pasar terbuka CA FTA. Tim Satgas Pemberantasan Mafia Hukum seyogyanya melaksanakan usulan Wantimpres tentang Rekonstruksi Moral dalam melembagakan, mengkoordinasikan dan mensinergikan pemberantasan korupsi secara tuntas, lugas dan lintas institusional.

Pemerintah membentuk Tim Pemulihan Aset Publik (TPAP) Bank Century:

a. Melakukan diplomasi ke pemerintah Arab Saudi , Inggris dan Singapura untuk deportasi, konfiskasi dan repatriasi seluruh asset ex Bank Century yang dijarah oleh pemegang saham warga negara Arab, Hesham Al Waraq, warga negara Inggris kelahiran Pakistan, Rafat Ali Rivki dan Dewi Tantular, WNI yang terpantau berada di Singapura,.

b. Memberdayakan Bank Mutiara (nama baru Bank Century) sebagai domain publik agar berkembang menjadi bank khusus pembiayaan infrastruktur, niaga karbon atau UMKM

TPAP Bank Century menjadi negosiator promotor untuk mengundang investor memenuhi pola divestasi penyertaan modal LPS.

c. menyiapkan draft RUU JPSK menangani kondisi darurat keuangan sistemik untuk memberi kepastian hukum wewenang darurat menghindari isu serupa dimasa datang.

TPAP CA FTA dengan misi mengamankan posisi RI dalam CA FTA bertugas mengidentifikasi mana sektor industri, bisnis dan jasa serta komoditas spesifik yang memerlukan proteksi tarif (5-10%).

Hingga 2007 neraca ekspor RI ke RRT masih positif. Tahun 2005 ekspor US$ 6,7 miliar dan impor US $ 5,84 miliar, 2006: 8,3 vs 6,64 dan 2007 9,7 vs 8,56. Baru tahun 2008 ekspor RI 11,6, impor dari RRT 15,25 dan untuk 8 bulan 2009 ekspor kita hanya US$ 6,9 miliar sedang impor sudah US$ 8,65 miliar. Sebanyak 2400 perusahaan kecil anggota API mengeluh untuk survive, sedang kelompok 300 perusahaan besar harus siap bersaing. Sementara itu, Ketua API Jawa Barat Ade Sudradjad mengatakan, rata-rata harga tekstil RRT 10% lebih murah.


Dilihat Sebagai Peluang

Kita harus melihat CA FTA juga sebagai peluang, bukan melulu ancaman. Menyedihkan dan memprihatinkan jika Indonesia yang sejak 1970-an sudah mendahului Tiongkok membangun kekuatan ekonomi nasional, sekarang kurang percaya diri. Indonesia sedang menghadapi pergolakan internal yang menggerogoti rasa percaya diri karena kultur elite yang tidak ksatria untuk mengakui keunggulan lawan politik sebagai negarawan. Kami mengikuti dengan cermat perkembangan tanah air yang dirundung simptom hypochondria (rasa berpenyakitan, impoten dalam spirit hidup) dan kurang assertive serta tidak ksatria (senang melihat orang susah, susah melihat orang senang).

Kami menyatakan, bangsa Indonesia harus segera mawas diri, bertobat dan mengikrarkan semangat melakukan restorasi setara dengan Meiji. Bangsa Indonesia harus bisa bangkit setara dengan proyeksi pakar sebagai satu dari Troika Asia Chindonesia (China India dan Indonesia). Momentum wafatnya Gus Dur dan Frans Seda, kiranya memulihkan rasa percaya diri, harga diri dan semangat juang para pendiri republik kepada elite yang sekarang dilanda virus (BCGC) Bank Century Gurita Cikeas yang amat ganas bagaikan virus "flu babi" bisa mematikan demokrasi RI ditangan "partai siluman ochlocracy". Para pendiri berseru agar elite melakukan rekonsiliasi, rekonstruksi dan restorasi agar RI bisa bertransformasi sebagai kekuatan setara troika baru Asia Chindonesia. Tidak ada waktu untuk terus menguras energi saling menjatuhkan lawan politik secara vulgar dengan pola Ken Arok satu sama lain. Indonesia harus bangkit.

Global Nexus Institute akan memfasiliasi elite governance dan corporate, yang merupakan ujung tombak dan kekuatan Indonesia Incorporated untuk bersiap diri. Menyongsong era CA FTA dengan assertiveness, rasa percaya diri, bersemangat competitiveness yang tinggi dengan membekali diri dengan informasi dan inspirasi profesional dari sumber yang relevan. The 2010 CEO Summit 26 Januari 2010 merupakan summit terbatas untuk CEO yang peduli dan terkait dengan bisnis kebangkitan Indonesia Inc.

Penulis adalah pengamat masalah nasional dan internasional

Tidak ada komentar: