Rabu, 23 September 2009

Fitrah Manusia Bagi Alam Sekitar


Oleh M Johan Nasrul Huda

Pada akhir ayat yang mewajibkan umat Islam berpuasa (QS Albaqarah [2]: 183, 187), Allah SWT menyertakan takwa sebagai tujuan utama dari ibadah Ramadhan.

Untuk mencapai kualitas tersebut, rangkaian ibadah, seperti puasa dan berbagai amalan yang mengiringinya, menjadi bentuk limpahan kesempatan bagi umat meraup pahala sebesar-besarnya.

Nikmat shalat tarawih, kemuliaan malam Lailatul Qadar, hari pengampunan (maghfirah) dosa di sepuluh malam terakhir, hingga kewajiban zakat fitrah bagi setiap Muslim, tidak lain adalah fasilitas pengampunan dan karunia pahala yang dijanjikan Allah SWT di bulan suci ini.

Dengan demikian, Ramadhan adalah media evaluasi agar umat bertafakur atas perilaku dan tindakan pada sebelas bulan lainnya. Lebih dari rangkaian pelibatan fisik di dalam penyucian diri, Ramadhan mengedepankan kesempatan seorang Muslim meningkatkan kualitas mentalnya agar mencapai tujuan ibadah puasa, yaitu derajat takwa.

Sebagai bukti janji Allah SWT, tujuan mulia ini tidak terhenti di pengujung ibadah puasa, tapi juga dari rasa syukur umat pada hari khatimah yang ditandai dengan 'kembali ke fitri'.

Bagaikan bayi yang baru lahir, dosa dan khilaf mereka yang menamatkan ibadah Ramadhan akan terhapuskan. Fitrah manusia yang disimbolkan dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri, menjadi kesempatan umat untuk saling memaafkan.

Tetapi lebih dari itu, hendaknya kefitrahan juga digunakan untuk membersihkan diri dari kealpaan dalam memperlakukan alam semesta (QS Asysyura [42]: 4-5).

Ini mengingat adanya perbedaan karakter dan sifat antara alam serta manusia. Sementara alam semesta selalu mengikuti qadar Allah SWT dan tidak pernah keluar dari hukum alam yang telah digariskan-Nya, maka manusia memiliki potensi berlebih dari qadar, yakni kebebasan untuk memilih.

Qadar, bagi manusia menjadi moral command (titah moral) dari Allah SWT yang akan menjadikan hidup manusia lebih dinamis. Manusia punya kesempatan untuk memilih tindakan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sungguh merugi tindakan manusia terhadap alam jika tidak dilandasi oleh kefitrahannya. Alam akan memberikan respons yang bertolak belakang dengan hukum alam, seperti bencana alam. Sebaliknya, alam dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman jika manusia memperlakukannya dalam kondisi fitrah.

Maka itu, sebuah keberkahan tiada terkira bagi manusia dengan adanya perintah berpuasa di bulan Ramadhan. Sebab hal itu berguna untuk mengembalikan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.

(-)

Selasa, 08 September 2009

Perekonomian Indonesia 2010

Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo

Dalam beberapa pekan mendatang, dunia usaha menyiapkan diri memasuki tahun 2010. Pertanyaannya adalah bagaimana warna perekonomian Indonesia 2010? Jawaban atas pertanyaan itu diterjemahkan oleh setiap perusahaan.

Mungkin kita sependapat, perekonomian 2010 diharapkan lebih baik dibandingkan dengan saat kita menyiapkan perekonomian 2009. Saat itu, Agustus-Oktober 2008, perekonomian dunia sedang dalam puncak krisis dan berdampak pada perekonomian kita. Indeks harga saham berguguran, nilai uang rupiah jatuh terhadap dollar AS, dan krisis itu mencekam dunia perbankan. Karena itu, amat bisa dimaklumi, prospek perekonomian 2009 dalam kacamata waktu itu sungguh buram.

Pendapatan 2009

Meski demikian, pada pekan-pekan terakhir ini, warna perekonomian kita terasa mulai cerah sehingga cara pandang kita untuk 2010 menjadi berbeda.

Pada pekan-pekan ini banyak dunia usaha merasakan permintaan produk mereka meningkat kembali sehingga peningkatan kapasitas mulai terjadi di sana-sini dan investasi dirasakan bergerak naik. Industri properti juga merasakan tanda-tanda akan hadirnya kebangkitan kembali.

Sementara itu, penjualan mobil pada Juni dan Juli 2009 sudah menyamai rata-rata penjualan bulanan sepanjang 2008. Sedangkan produk utama ekspor kita—batu bara dan kelapa sawit—merasakan harga yang tidak terlalu buruk sehingga menghasilkan daya beli bagi daerah penghasil komoditas itu untuk produk-produk industri dari Jawa.

Pada tahun 2008 kita merasakan adanya peningkatan pendapatan penduduk Indonesia, dari sebesar 1.946 dollar AS (2007) menjadi 2.271 dollar AS per kapita (2008). Secara keseluruhan produk domestik bruto (PDB) 2008 adalah sebesar 514 miliar dollar AS sehingga Bank Dunia menempatkan Indonesia di urutan ke-19 dalam perekonomian dunia. Ini berarti sebuah peningkatan 325 dollar AS per kepala dalam hitungan satu tahun.

Atas perkembangan PDB kuartal pertama dan kedua serta pergerakan nilai tukar rupiah, pada tahun 2009, amat mungkin pendapatan per kepala adalah 2.500 dollar AS-2.600 dollar AS, dengan PDB keseluruhan bergerak pada kisaran 570 miliar dollar AS.

Pendapatan sebesar itu merupakan jumlah yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia sehingga akhirnya menghasilkan daya beli yang kian meningkat. Inilah yang pada hakikatnya menjadi penopang besar bagi perekonomian domestik.

Prospek 2010

Bagaimana prospek tahun 2010?

Dalam penyampaian nota keuangan di depan DPR, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, ekonomi Indonesia 2010 diprediksi tumbuh sekitar 5,0 persen. Banyak pihak meyakini, pertumbuhan ekonomi kita bisa lebih tinggi dari itu. Itu sebabnya, dalam perdebatan di DPR, akhirnya disepakati perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen.

Optimisme semacam ini sungguh penting untuk memberi dorongan lebih besar bagi pelaku ekonomi untuk mencapainya atau bahkan melampauinya. Inilah kekuatan self fulfilling prophecy.

Secara rutin, saya mengamati perkembangan PDB nominal, yaitu PDB yang menggunakan harga sebagaimana dirasakan hari-hari ini. PDB nominal ini lebih mirip berbagai laporan keuangan perusahaan, sementara PDB riil lebih mirip perkembangan tonase produksi perusahaan. Ternyata PDB nominal Indonesia tumbuh tinggi.

Pada tahun 2008, saat perekonomian (PDB) riil tumbuh 6,1 persen, PDB nominal justru tumbuh 25 persen. Kuartal pertama 2009, pertumbuhan PDB nominal sebesar 16,9 persen dan pada kuartal kedua menjadi 10,9 persen. Dengan prospek pertumbuhan lebih tinggi pada kuartal ketiga dan keempat, diyakini PDB nominal akan naik sehingga secara keseluruhan pertumbuhan tahun 2009 berada sekitar 15 persen. Jika ini terjadi, PDB nominal kita akan mencapai sekitar Rp 5.700 triliun. Angka ini kurang lebih sama dengan prediksi PDB nominal sekitar 570 miliar dollar AS, seperti disebutkan sebelumnya. Dengan latar belakang itu, saat PDB riil diprediksi tumbuh 5,5 persen, PDB nominal 2010 akan tumbuh 15-18 persen. Jika ini terjadi, sepanjang 2010, PDB nominal kita akan mencapai Rp 6.500 triliun-Rp 6.600 triliun. Ini berarti PDB per kapita tahun 2010, dengan catatan nilai tukar rupiah bergerak menguat sebagaimana terjadi akhir-akhir ini, akan berada pada 2.800 dollar AS-3.000 dollar AS.

Indonesia-Malaysia

Saya suka membandingkan pendapatan Indonesia dengan Malaysia karena berbagai sentimen yang berkembang. PDB Malaysia per kapita tahun 2008 sekitar 7.100 dollar AS. Jika pada tahun ini PDB mereka tidak banyak berkembang (semester pertama tahun 2009 perekonomian Malaysia kontraksi sebesar 5,0 persen), pada tahun 2010 PDB per kapita mereka mungkin akan berada di sekitar 7.500 dollar AS. Sementara itu, PDB per kapita 10 persen penduduk Indonesia, 23 juta orang, sebesar 8.400 dollar AS-9.000 dollar AS. Jika jumlah penduduk Indonesia disamakan dengan Malaysia, sekitar 27 juta orang, pendapatan per kapita rata-rata dari 27 juta orang pendapatan tertinggi Indonesia akan mencapai sekitar 7.800 dollar AS (dengan catatan empat juta penduduk Indonesia masuk bracket 10 persen berikutnya yang berpendapatan rata-rata 4.300 dollar AS-4.500 dollar AS). Sementara 90 persen penduduk berikutnya menghasilkan daya beli yang sangat besar.

Inilah sebabnya penjualan mobil bulanan Indonesia mampu melampaui Malaysia. Ini pula yang menyebabkan jumlah mal di Jakarta lebih banyak dan lebih besar dibandingkan dengan Malaysia. Hal inilah yang seharusnya mengarahkan pandangan dunia usaha, ke mana dan industri apa yang harus dijalankan, serta pusat investasi apa yang harus dilakukan.

Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo Pemerhati Ekonomi

Selasa, 01 September 2009

Republika Online

Republika Online: "Perhatian pada Perbankan

Oleh Umar Juoro

Perhatian pada perbankan belakangan ini menguat pada beberapa isu utama. Pertama adalah tidak responsifnya perbankan terhadap penurunan bunga acuan atau BI Rate sehingga mendesak BI mengarahkan 15 bank besar untuk menetapkan bunga deposito paling tinggi delapan persen."

Republika Online - Wapres: Ini Perampokan

Republika Online - Wapres: Ini Perampokan: "Wapres: Ini Perampokan

Likuidasi Century sempat jadi opsi.


JAKARTA — Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menilai kasus Bank Century lebih merupakan tindak kriminal murni ketimbang krisis ekonomi. Peme gang saham pengendali bank itu telah merampok dana nasabah di banknya sendiri.

‘’Karena pemilik pengendali bank ini merampok uang bank sendiri dengan segala cara, termasuk obligasi bodong, yang (ha silnya) dibawa ke luar negeri,’‘ kata Kalla, Senin (31/8)."

KOMPAS cetak - Irak-Suriah Menegang

KOMPAS cetak - Irak-Suriah Menegang: "Irak-Suriah Menegang
Turki Berusaha Tengahi Krisis Hubungan Baghdad-Damaskus

Selasa, 1 September 2009 | 04:22 WIB

Baghdad, Senin - Hubungan Irak-Suriah, Minggu (30/8), makin tegang setelah Irak mengudarakan pengakuan seorang tersangka anggota Al Qaeda yang menuduh agen-agen intelijen Suriah melatih para pasukan asing di sebuah kamp, sebelum mereka bertempur di Irak."

KOMPAS cetak - DPJ Bentuk Pemerintahan

KOMPAS cetak - DPJ Bentuk Pemerintahan: "DPJ Bentuk Pemerintahan

Selasa, 1 September 2009 | 04:17 WIB

Tokyo, Senin - Partai Demokrat Jepang atau DPJ segera membentuk pemerintahan setelah memastikan kemenangan dalam pemilu Majelis Rendah, Senin (31/8). DPJ meraih 308 kursi dari 480 kursi di parlemen.

Partai berkuasa, Partai Demokratik Liberal (LDP), hanya berhasil meraih 109 kursi. Hasil pemilu ini merupakan yang terburuk bagi LDP sejak dibentuk dan berkuasa tahun 1955."

KOMPAS cetak - Pengawasan BI Lemah

KOMPAS cetak - Pengawasan BI Lemah: "Pengawasan BI Lemah
Wapres Klarifikasi Pernyataan Menkeu

Selasa, 1 September 2009 | 03:20 WIB

Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menegaskan, masalah yang terjadi di Bank Century merupakan tindakan kriminal murni, yaitu berupa perampokan bank oleh pemiliknya sendiri akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia."